NENEK
BANYAK KEAJAIBAN DI SINI
Baru
saja saya akan melepas pakaian untuk membersihkan diri setelah menyuapi si
kecil makan dan membantu istri merapihkan perlengkapan sekolah Aisy.
Sayup-sayup terdengar dari luar percakapan seorang pria dengan seorang perempuan
yang tiba-tiba membuatku sengaja menghentikan langkah menuju kamar mandi.
Kebetulan
antara kamar mandi dan ruang tamu hanya dibatasi dengan tirai yang panjangnya
tidak kurang dari tiga meter. Sedangkan jarak ruang tamu dengan teras hanya dibatasi dengan daun pintu yang sedang
terbuka. Sejurus kemudian Sang Musyrif tiba-tiba masuk dan memberitahu
saya bahwa ada tamu yang ingin bertemu. Langsung saya rapihkan kancing baju
koko putih lengan pendek yang tadi sudah terlepas dan segera menemui tamu
tersebut.
Seorang
nenek dengan suara pelan dan lembut menyapa saya ketika keluar pintu.
“Ada
apa, Nek?”, “Ada yang bisa kami bantu?”. Seperti biasa saya berusaha bersikap
teduh kepada orang yang diajak bicara, itung-itung sedekah murah meriah. –cie cie-.
Eh, bener loh?! “Tabassumuka liwajhi akhika shodaqotun”. Bahwa senyummu
di hadapan wajah saudaramu adalah sedekah. Iya, percaya deh….
“Silahkan
duduk, Nek!”. Tawarku kepada nenek itu. Beliau langsung duduk dan mengutarakan
keperluannya. Saya perhatikan kalimat perkalimat yang diucapkan sambil menatap
wajahnya yang masih tampak semangat hidupnya. “Ini Pak Ustadz, saya ada rezeki
sedikit, pengin bantu-bantu buat bangunan pesantren...”.
Belum
selesai nenek itu bicara, tenggorokan ini sudah mulai kering dan mata mulai berbinar
karena takjub. Subhanallah…Ma sya Allah…malunya saya ini belum bisa seperti
nenek itu. Beliau memberikan amplop ukuran sedang yang berisi lembaran-lembaran
uang berwarna biru dan merah yang jumlahnya lumayan banyak. “O iya Pak Ustadz,
itu sekalian titip juga buat pesantren sedikit beras, mohon diterima”. Sambil
berdiri dan menunjuk karung beras 25 kg yang sedari tadi teronggok dekat tiang
teras, nenek itu kemudian pamit…
Duhai
Gusti, Engkau Maha melembutkan hati. Lembutkanlah hati kami dalam mencintai-Mu.
Sebenarnya
nenek itu tidak asing bagi kami. Karena beberapa kali mengirim makanan kepada
kami selama di sini. Terlebih ketika awal-awal pondok ini dihuni. Belum ada
musyrif dan santri saat itu. Opor ayam, sambel goreng usus, buah pisang dan…ah,
masih banyak lagi yang saya lupa menyebutkannya.
Nenek
itu pula yang meminta saya untuk mengajari cucunya mengaji bersama anak-anak
tetangga sebelah. Sehingga ketika saya bingung mencari waktu luang karena
padatnya jadwal membimbing santri-tentunya bersama musyrif-, akhirnya saya
mengalah waktu makan saya setelah maghrib itu dimanfaatkan untuk mulang
ngaji anak-anak qoryah (desa).
Duhai
Allah, Engkau Maha Mulia. Muliakanlah nenek itu dan orang-orang yang lembut
hatinya karena mencintai-Mu. Aamiin.
اللهم
بارك معهدنا سبل السلام... برحمتك يا أرحم الرّاحمين...
Original posted by Imam Mudin
Komentar
BUTUH ANGKA GHOIB HASIL RTUAL BELIAU
angka;GHOIB: singapura
angka;GHOIB: hongkong
angka;GHOIB; malaysia
angka;GHOIB; toto magnum
angka”GHOIB; laos…
angka”GHOIB; macau
angka”GHOIB; sidney
angka”GHOIB: vietnam
angka”GHOIB: korea
angka”GHOIB: brunei
angka”GHOIB: china
angka”GHOIB: thailand