Sungguh Luar Biasa Penghafal Qur’an ini

 


Imam Ibnu Katsir berkata: “Allah yang Maha mulia telah menetapkan bahwasannya, barang siapa yang hidupnya atas suatu keadaan (baik atau buruk), maka ia pasti akan wafat dalam keadaan itu juga (baik atau buruk). Dan barang siapa yang mati atas suatu keadaan, ia akan dibangkitkan (di akhirat) dalam keadaan itu pula”

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahihnya bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Setiap hamba itu akan dibangkitkan pada hari akhir berdasarkan keadaan dirinya ketika diwafatkan, barang siapa yang hidupnya dahulu dalam ketaatan kepada Allah swt maka akan wafat dalam ketaatan pula”.

Ada seorang dokter dari daerah Qahirah bercerita bahwa dirinya memiliki kisah pelik yang pernah disaksikan dalam hidupnya. Ia bercerita bahwa pernah suatu saat ada seorang pasien yang merupakan seorang hafidz Qur’an masuk ke ruang operasi untuk proses pembedahan, pasien tersebut usianya di atas enam puluh tahun, janggutnya sudah beruban dan wajahnya berseri-seri. Tatkala pasien itu memakai pakaian bedah yang telah disediakan, ia menangis. Kemudian ditanya, “mengapa engkau menangis wahai hafidz Qur’an? Wajahmu berseri-seri dan engkau adalah teladan kami. Lalu pasien tersebut berkata “Demi Allah, aku menangis bukan takut karena kematian ataupun proses operasi ini”. Lalu dokter itu bertanya “lantas apa yang menyebabkan dirimu menangis?.”

Pasien tersebut menjawab “aku dikabari bahwa proses operasi ini membutuhkan waktu lebih dari empat jam”. Dokter itu menjawab “iya, sekitar 4-6 jam. Apakah anda merasa takut?”. Pasien itu menjawab “tidak samasekali”. Lalu apa yang menyebabkan dirimu menangis?. Pasien itu menjawab “Sesungguhnya aku menangis karena hari ini aku tidak dapat membaca wirid harianku yaitu al-Qur’an”. Subhanallah, dokter tersebut kembali bertanya “berapa juz engkau membaca al-Qur’an tiap harinya?”. Ia menjawab “tiap tiga hari sekali aku mengkhatamkan al-Qur’an insyaAllah. Berarti perharinya sekitar 10 juz, dan yang aku khawatirkan peluangku membaca al-Qur’an akan hilang selama dioperasi.”

Mendengar  yang diucapkan oleh pasien tersebut, sang dokter itupun merasa malu dan hina. Bagaimana mungkin seseorang yang ingin dioperasi justru takut kehilangan waktunya bersama dengan al-Qur’an, padahal dirinya dalam keadaan sakit. Sedangkan diriku ini sehat wal afiat namun tidak membaca al-Qur’an (bisa jadi) sudah seminggu, dua minggu atau bahkan sebulan. Kemudian pasien itu memohon kepada sang dokter “wahai anakku, bolehkah aku meminta sesuatu?”, dijawab silahkan. “Aku ingin shalat dua rakaat dulu, dan ketika badanku nanti diletakkan di atas tempat operasi, maka tinggalkan aku selama satu jam untuk mengulang-ulang al-Qur’an.” Ketika tiba waktunya untuk dibius operasi dan dokterpun mulai membedahnya. Namun dokter tersebut menyaksikan bahwa lidah pasien itu tidak berhenti dari membaca al-Qur’an selama proses operasinya padahal ia dalam keadaan koma/ telah dibius.

Begitulah hati yang senantiasa sibuk dengan al-Qur’an. Ketahuilah lisan akan mengungkapkan apa yang ada pada hati, lidah tak akan bergerak kecuali atas perintah hati dan mata juga tak akan melihat kecuali atas apa yang diperintahkan oleh hati.

Sahabat Abu Hurairah r.a berkata “hati adalah raja dari seluruh anggota tubuh, dan anggota tubuh pula merupakan tentara dan pasukannya. Apabila baik hatinya maka baiklah tentara dan rakyatnya dan sebaliknya apabila hatinya buruk maka buruklah tentara dan rakyatnya. Dan yang lebih baik dari itu adalah sabda Nabi saw “Ketahuilah bahwa pada jasad terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya, jika ia buruk maka buruklah seluruh jasadnya, ketahuilah itu adalah hati”. (HR. Muslim)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANTUN SANTRI

PENERIMAAN SANTRI BARU TAHUN 2017-2018

INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU T.P 2018/ 2019

KISAH NYATA GRESS

NENEK

KISAH APIK