Jangan Takut Ke Pondok

Baru-baru ini ada berita yang menggemparkan di dunia pesantren. Salah satu Pondok Pesantren yang menjadi salah satu rujukan pesantren-pesantren lainnya terseret masalah penganiayaan. Penyebabnya memang masih dirahasiakan. Namun, tentunya hal tersebut tidaklah dibenarkan. Sebab, pondok pesantren adalah tempat menuntut ilmu agama. Jika kita melihat agama kita sendiri, yaitu Islam, tentu kita akan tahu betapa Islam sangatlah mulia dan penuh kasih sayang. Jadi, jika sampai ada kekerasan tentunya hal itu sangatlah bertentangan dengan nilai-nilai keislaman.

Sebelumnya, juga ada kasus pelecehan di salah satu pesantren putri yang dilakukan oleh anak pengurusnya, hingga membuat heboh di dunia media sosial. Sekali lagi, hal ini sangatlah bertentangan dengan prinsip dan nilai keislaman. Islam sangatlah menjunjung tinggi hak–hak wanita. Mereka dimuliakan, tidak dipandang sebelah mata, dan wajib disayangi. Oleh karena itu, jika ada perlakuan seperti ini tentu dapat dikatakan bahwa ada ketidaksesuaian antara pendidikan yang dilakukan oleh beberapa oknum tertentu di pesantren dengan nilai keislaman.

Jika kita perhatikan dua kasus di atas, semuanya hanya bermuara kepada oknum, bukan keseluruhan pesantren. Oleh karena itu, sangat tidak adil sekali jika pondok pesantren ditetapkan sebagai satu pihak yang disalahkan. Sebab, semua kasus itu bukan lembaga pesantren yang mengizinkannya. Dapat dipastikan bahwa semua pondok pesantren pasti akan memberikan pendidikan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Dari mulai pewajiban shalat kepada para peserta didik, pewajiban belajar kepada peserta didik, pelayanan konsumsi, kesehatan dan sebagainya kepada peserta didik. Jika mereka melenceng tentu saja hal ini sangat berbenturan dengan agama, sehingga mengakibatkan hangus atau hancurnya nama pesantren, karena memang pesantren adalah pendidikan keislaman, jadi jika melenceng dari Islam sendiri, apa masih layak disebut dengan pendidikan keislaman? Tentu saja tidak.

Meskipun demikian, tugas pesantren sebagai pengemban amanah orang tua, juga harus maksimal menjaga amanah yang sudah diberikan oleh orang tua, yaitu menjadi orang tua asuh sementara, selama masa menuntut ilmu. Jadi, tentunya hal ini menjadi sebuah catatan bersama bagi semua pesantren, untuk memperkuat pengawasan terhadap semua aktivitas santri, sehingga tercipta sebuah kekondusifan dalam kegiatan pesantren, karena santri akan merasa selalu diperhatikan oleh pesantren. Jadi, mereka akan selalu dengan senang hati mengikuti arahan dari pesantren.

Selain itu, bagi orang tua pun cobalah untuk tidak menutup diri dari pesantren, sehingga anaknya tidak diperbolehkan untuk belajar di pondok pesantren. Patut diketahui bersama bahwa saat ini, pendidikan pesantren sangatlah diperlukan, karena pendidkan yang ada di pesantren berlangsung selama 24 jam. Hal ini tentu saja berbeda dengan pendidkan yang ada di rumah. Anak-anak bisa saja bertemu orang tuanya hanya beberapa jam saja. Belum lagi dengan kesibukan aktivitas orang tua dan anak, sehingga momen-momen yang ada saat bertemu hanya digunakan untuk pelepas rasa letih, lalu kapan pendidikan agama, kemandirian dan kehidupan dimulai?

Meskipun memang pada dasarnya orang tualah yang wajib mendidik anaknya. Akan tetapi, orang tua pasti tidak akan sanggup. Sebab, ilmu yang harus diterima oleh anaknya tidaklah cukup dari dirinya saja, karena orang tua hanya menguasai di bidang-bidang tertentu saja, karena memang orang tua sudah bisa memilih jalannya sendiri, yaitu yang dia kuasai saat ini. Adapun anak, dia harus berkembang, wawasannya harus luas, agar kelak dapat memilih jalannya sendiri. Oleh karena itu, orang tua memerlukan partner untuk mendidik dan mengawasi anaknya. Partner yang yang baik adalah yang bisa mengawasinya dengan semaksimal mungkin, maka pondok pesantrenlah solusinya.

Namun, perlu kita perhatikan, bahwa setiap pesantren memiliki cara, metode dan program yang berbeda-beda. Jadi, dengan ini setiap pondok pesantren memiliki hal-hal yang ditonjolkan masing-masing atau ciri khasnya masing-masing, misalnya pondok pesantren Gontor, di sana yang ditonjolkan adalah bahasa, adab dan kedisiplinan, maka program-program yang disusun pasti akan didasari dengan tiga hal itu, selanjutnya misalnya PPMM (Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah) Subulussalam Kota Tegal, hal yang ditonjolkan dari pondok pesantren ini adalah program khusus tahfidz, meskipun menggunakan sistem modern, yaitu menggabungkan sistem pembelajaran umum dan agama, yang notabenenya akan susah jika dimasukkan program tahfidz, karena anak-anak harus fokus tiga hal, yaitu umum, agama dan tahfidz, namun dengan program-program dari pengurus pondok, akhirnya program ini berjalan dengan baik, bahkan sampai menghasilkan alumni yang mempunyai banyak hafalan, sehingga dapat dikatakan PPMM Subulussalam memiliki metodenya sendiri dalam mendidik anak. Oleh karena itu, yang harus dilakukan orang tua adalah memilih pondok pesantren yang sesuai dengan kompentensi anak. Jadi, jangan sampai misalnya anak yang ingin punya hafalan dan tidak ketinggalan pendidikan umum dipondokkan di pondok  Gontor, sebab di sana tidak mempunyai program itu, sehingga yang muncul adalah pemberontakan, akhirnya muncullah kasus yang sudah terjadi, pemukulan dan sebagainya, sebagai bentuk pendisiplinan, meskipun itu tidaklah diperbolehkan oleh pesantren, tetapi jika oknum sudah kadung kelewat batas dan merasa lebih tinggi, maka peraturan pun dilangkahi. Oleh karena itu, untuk mencegah hal ini, maka tempatkanlah anak di tempat yang sesuai, misalnya yaitu PPMM Subulussalam Kota Tegal, yang memiliki program-program itu. Sebaliknya, jika ada anak yang ingin bagus bahasanya, cekatan salam kegiatan sehari-harinya, maka bisa saja dia akan cocok dengan program-program yang ada di pondok Gontor.

Lalu untuk anak-anak, semangatlah menuntut ilmu, karena segalanya yang ada di dunia dan akhirat membutuhkan ilmu. Jika manusia ingin beruntung di dunia, tentu manusia perlu ilmu, jika manusia ingin beruntung di akhirat, maka manusia juga perlu ilmu, bahkan jika mengigninkan keduanya pun harus dengan ilmu. Oleh karen itu, carilah ilmu sebanyak-banyaknya, bentengi diri dengan ilmu agama, tambahkan yang bersifat umum, sehingga mentas nanti kalian akan menjadi harapan agama dan bangsa, dan semua itu terdapat di pesantren. Jadi jangan pernah ragu dan takut untuk belajar di pondok pesantren. (ElMota’allem)

Minat bergabung dengan kami? Silahkan kunjungi link  Form PPSB  

https://www.subulussalamtegal.ponpes.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANTUN SANTRI

PENERIMAAN SANTRI BARU TAHUN 2017-2018

INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU T.P 2018/ 2019

KISAH NYATA GRESS

NENEK

KISAH APIK